Mobirise Website Builder

Buccal Fat Removal, Tren Kecantikan untuk Wajah Tirus Tanpa Perlu Diet

Annas - 31 Oct 2024

Penampilan wajah menjadi salah satu aspek penting untuk meningkatkan kepercayaan diri, terutama bagi perempuan. Banyak di antara mereka rela merawat wajah dengan makeup, skincare, hingga berbagai treatment untuk mencapai tampilan sempurna. Terlebih, bentuk wajah tirus atau V-Shape ala artis Korea kini menjadi tren dalam estetika wajah.


Kemajuan teknologi estetika wajah saat ini menawarkan berbagai pilihan treatment untuk menambah rasa percaya diri, salah satunya adalah buccal fat removal. Treatment ini menjadi solusi bagi mereka yang lelah berdiet demi mengurangi tampilan chubby pada pipi.


Buccal fat removal adalah prosedur medis dalam bedah plastik estetika yang secara permanen menghilangkan bantalan lemak di pipi. Banyak perempuan memiliki lemak pipi tebal yang membuat wajah terlihat chubby. Buccal fat removal dapat menjadi alternatif untuk memperoleh wajah tirus.


Dokter Beta Subakti, Sp.BPRE(K)EL, spesialis bedah plastik estetika dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Surabaya, menyampaikan bahwa siapa saja yang ingin mempertegas garis wajah atau memiliki wajah tirus bisa menjalani buccal fat removal. Namun, usia dan bentuk alami pipi juga perlu dipertimbangkan, apakah pipi memang chubby atau sudah cenderung tirus.


"Usia dipertimbangkan karena sebelum 18-20 tahun, lemak pipi masih bisa berubah. Perempuan yang terlihat chubby saat muda bisa menjadi lebih tirus seiring bertambahnya usia, karena lemak wajah sedikit berkurang. Jadi, yang dulunya baby face, di atas usia 20 tahun bisa terlihat lebih berstruktur," jelasnya dalam pernyataan tertulis yang dikutip dari detik.com, Selasa (29/10/2024).


"Sedangkan pada wanita di atas 50 tahun, dengan elastisitas kulit yang menurun, buccal fat removal mungkin tidak optimal. Dalam situasi ini, kombinasi dengan face lift bisa memberikan hasil yang lebih baik. Maka, konsultasi dengan dokter ahli sangat penting sebelum memutuskan prosedur ini," tambahnya.


dr. Beta menjelaskan bahwa secara umum, buccal fat removal aman dilakukan jika mengikuti prosedur yang benar.


"Dokter biasanya mengevaluasi terlebih dahulu apakah chubbiness disebabkan oleh lemak pipi atau otot pipi (masseter). Pembesaran otot masseter bisa dipengaruhi oleh kebiasaan mengatupkan rahang atau menggertakkan gigi. Evaluasi ini penting untuk memastikan hasil yang sesuai dengan ekspektasi pasien," ungkap dr. Beta.


Lebih lanjut, dr. Beta menjelaskan bahwa buccal fat removal bersifat permanen, artinya lemak yang diambil tidak akan tumbuh kembali. Oleh karena itu, pemilihan waktu yang tepat terkait perkembangan wajah sangat penting.


Prosedur estetika ini juga memerlukan keterampilan dan seni dari dokter yang melakukannya. Penting memastikan dokter yang menangani sudah berpengalaman dan memiliki sertifikasi.


Namun, dr. Beta menegaskan bahwa semua prosedur medis memiliki risiko, termasuk buccal fat removal, seperti perdarahan, cedera saraf, memar, dan infeksi. Maka, dukungan tim dokter berpengalaman serta fasilitas kesehatan yang memadai sangat diperlukan jika terjadi komplikasi.


"Saya pribadi merasa lebih nyaman melakukan prosedur bedah di Mayapada Hospital karena fasilitas yang lengkap, didukung tim dokter multidisiplin, serta layanan berstandar internasional yang memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pasien," ungkap dr. Beta.


Pada umumnya, buccal fat removal dilakukan dengan anestesi lokal di area wajah. Dokter membuat sayatan kecil di dalam pipi, mengangkat lemak, dan menutup sayatan. Prosedur ini tidak meninggalkan bekas luka di luar karena sayatan dilakukan dari dalam pipi.


"Setelah tindakan, bengkak akan terjadi namun perlahan-lahan berkurang. Proses pemulihan sekitar 1-3 minggu, dan hasil optimal biasanya terlihat setelah 2 bulan. Pasien umumnya tidak merasakan nyeri berat, cukup dengan obat anti nyeri biasa. Selama pemulihan, disarankan menjaga kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan yang lunak," papar dr. Beta.

© Copyright 2024 Faktual NTB - All Rights Reserved