Sebuah penelitian di Israel pada tahun 2021 menunjukkan bahwa password WiFi sangat rentan terhadap akses ilegal atau pembobolan. Dalam studi tersebut, 70 persen jaringan WiFi berhasil dibobol oleh peneliti, yang berarti hanya 30 persen jaringan yang aman. Peretasan WiFi melibatkan teknik untuk mendapatkan akses tanpa izin ke jaringan. Ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan keamanan, yang memungkinkan penyerang mencuri informasi rahasia atau mengganggu operasi jaringan.
Pembobolan sandi WiFi lebih dari sekadar mengakses internet secara diam-diam; ini bisa menjadi jalan bagi penyerang untuk mencuri data penting pengguna jaringan. Oleh karena itu, menjaga keamanan password WiFi sangat penting mengingat kerentanannya terhadap peretasan. David Tidmarsh dari MIT mengidentifikasi tujuh potensi peretasan akibat kebobolan password WiFi. Simak ulasannya sebagaimana dilansir tempo.co berikut ini:
1. Rogue Access Point
Dalam Rogue Access Point, penyerang dapat memasang jalur akses nirkabel palsu untuk mencegat data yang dikirim melalui jaringan.
2. Serangan Man-in-the-Middle (MITM)
Melalui serangan Man-in-the-Middle (MITM), peretas menyusup antara dua perangkat yang berkomunikasi, memungkinkan mereka menangkap atau memanipulasi informasi.
3. Evil Twin Attack
Dalam Evil Twin Attack, penyerang membuat jaringan palsu yang menyerupai jaringan asli untuk mencuri data.
4. Sniffing
Melalui Sniffing, Penyerang menggunakan alat untuk mencegat dan menganalisis data yang dikirim melalui jaringan.
5. Gangguan Nirkabel
Pada Gangguan Nirkabel, Mengirim sinyal pada frekuensi yang sama dengan jaringan WiFi untuk mengganggu operasinya.
6. Spoofing MAC
Melalui Spoofing MAC, Penyerang mengubah alamat MAC perangkat mereka agar terlihat seperti perangkat sah di jaringan.
7. Denial of Service (DoS) Attacks
Dalam Denial of Service (DoS) Attacks, Penyerang membanjiri jaringan dengan lalu lintas tidak sah untuk mengganggu operasinya.